Valentine's



Pasti tahu dong yang nama’nya valentine? hayo ngaku, tahu kan? Apalagi kalo ditanya, apa sih arti valentine itu? Valentine adalah hari perayaan untuk mengungkapkan rasa cinta, romantika dan segala ketulusan. cieh...cieh...to tuith bgt sih jawaban’nya...!!! Tapi kalo ditanya, valentine tuh berasal dari mana sih? Ko bisa ada valentine, gimana sejarah’nya tuh? Boleh gak kita sebagai remaja Muslim ikut merayakan’nya? Loh ko jadi garuk-garuk kepala sih, gimana tahu gak jawaban’nya? Masa sih kita merayakan hari yang kita gak tahu sejarah serta latar belakang dari valentine itu, hayo 14 Februari bentar lagi loh, daripada kita sibuk menyiapkan apa yang harus kita beri di hari valentine mending kita cari tahu dulu sejarah atau cerita didalam’nya, biar kalo ditanya gak garuk-garuk kepala lagi, yuk kita mulai baca artikelnya




Remaja Muslim, Valentine's Day, dan Perlawanan Budaya


Setiap tanggal 14 Pebruari ada hiruk pikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine’s Day (Hari Valentine). Hiruk pikuk itu kini membudaya. Tak peduli itu di kalangan Kristen Barat, Hindu India ataupun muslim Indonesia. Lantas...

Ada pertanyaan yang patut kita kemukakan. Apa sebenarnya Valentine’s Day itu? Apakah esensinya? Dan bolehkan remaja muslim ikut berkecimpung merayakannya? Apakah perayaan itu bagian dari kultur dan peradaban Islam sehingga kita harus ikut menyemarakkannya?

Background Historis Valentine’s Day
Ada berbagai versi tentang asal muasal Valentin’s Day ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia berasal dari seorang yang bernama Saint (Santo) Valentine seorang yang dianggap suci oleh kalangan Kristen yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Dia meninggal pada tanggal 14 Pebruari 269 M., di hari yang sama saat dia menyerahkan ucapan cinta. Dalam legenda yang lain disebutkan bahwa Saint Valentine meninggalkan satu catatan selamat tinggal pada seorang gadis anak sipir penjara yang menjadi temannya. Dalam catatan itu dia menuliskan tanda tangan yang berbunyi “From Your Valentine” ada pula yang menyebutkan bahwa bunyi pesan akhir itu adalah “Love From Your Valentine.”

Cerita lain menyebutkan bahwa Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Claudius kemudian memenjarakannya karena dia menentang Kaisar. Penentangan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara. Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan sanak familinya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Lalu apa yang terjadi? Dia kemudian menggagas ide “gila”. Dia berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, maka mereka dengan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara. Makanya, dia memutuskan untuk tidak mengijinkan laki-laki kawin.

Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab. Valentine juga tidak mendukung ide gila ini. Sebagai seorang pendeta dia bertugas menikahkan lelaki dan perempuan. Bahkan setelah pemberlakuan hukum oleh kaisar, dia tetap melakukan tugasnya ini dengan cara rahasia dan ini sungguh sangat mengasyikkan. Bayangkan dalam sebuah kamar hanya ada sinar lilin dan ada pengantin putra dan putri serta Valentine sendiri. Peristiwa perkawinan diam-diam inilah yang menyeret dirinya ke dalam penjara dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Walaupun demikian dia selalu bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang menemuinya di dalam penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela penjara. Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia mengobrol dengannya berjam-jam. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan catatan kecil “Love from your Valentine." Dan pada tahun 496 Paus Gelasius menseting 14 Pebruari sebagai tanggal penghormatan buat Saint Valentine. Akhirnya secara gradual 14 Pebruari menjadi tanggal saling tukar menukar pesan kasih dan Saint Valentine menjadi patron dari para penabur kasih. Tanggal ini ditandai dengan saling mengirim puisi dan hadiah seperti bunga dan gula-gula. Bahkan sering pula ditandai dengan adanya kumpul-kumpul atau pesta dansa.

Dari paparan di atas kita tahu bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan peradaban dengan Islam . Namun kenapa remaja-remaja muslim ikut larut dan merayakannya?

Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan tersebut :
Pertama, remaja muslim kita tidak tahu latar belakang sejarah Valentine’s Day sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, remaja muslim banyak yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah.

Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki muatan agama dan hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja yang kini hidup di – untuk meminjam McLuhan - global village.

Ketiga, keroposnya benteng pertahanan relijius remaja kita sehingga tidak mampu lagi menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka “lawan” dengan keras.

Keempat, adanya perasaan loss of identity kalangan remaja muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas global.

Kelima, hanya mengikuti trend yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman.

Keenam, adanya pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-sakralisasi seks yang semakin ganas.

Mungkin masih ada deretan jawaban lain yang bisa diberikan terhadapa pertanyaan di atas.

Islam, Valentine’s Day dan Cinta
Bisa kita lihat pada bahasan di atas bahwa Valentine Day merupakan peringatan “cinta kasih” yang diformalkan untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta yang mati dalam sebuah penjara. Yang kemudian diabadikan oleh gereja lewat tangan Paus Gelasius. Maka merupakan sebuah kurang cerdas jika kaum muslim—dan secara khusus kalangan remajanya—ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal dan religius dengan mereka. Keikut sertaan remaja muslim dalam “huru-hura” ini merupakan refleksi kekalahan mereka dalam sebuah pertarungan mempertahankan identitas dirinya.

Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya : Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta itu tidak boleh dilakukan?
Apakah Islam melarang cinta kasih ?
Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya kasih pada sesama?

Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus dan sakral. Islam sama sekali tidak phobi terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan.
Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita tangkap dari ayat Al-Quran: "Katakanlah : Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kami khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (Q. S. At-Taubah : 24)

Dalam ayat ini menjadi jelas kepada kita semua bahwa cinta tingkat pertama adalah cinta kepada Allah., Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya yang kemudian disebut dengan cinta hakiki, kemudian cinta tingkat kedua adalah cinta kepada orang tua, isteri, kerabat, dan seterusnya. Sedangkan cinta tingkat ketiga adalah cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak isteri melebih cinta pada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.

Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki yang dilahrikan iman akan senantiasa memberikan kenikmatan-kenikmatan nurani. Cinta hakiki akan melahirkan jiwa rela berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Cinta Ilahi akan menuntun manusia untuk hidup berarti dan setelah itu mati—untuk meminjam kata Khairil Anwar.

Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya laksana dia mencinta dirinya sendiri (HR. Muslim), perumpamaan kasih sayang dan kelembutan seorang mukmin adalah laksana kesatuan tubuh; jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang lainnya : tidak bisa tidur dan demam (Bukhari Muslim). Seorang mukmin memiliki ikatan keimanan sehingga mereka menjadi laksana saudara (Al-Hujarat : 13), dan cinta yang meluap sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr : 9).

Di mata Islam mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan dalam dada setiap pemeluknya. Makanya Islam menghalalkan perkawinan dan bahkan pada tingkat mewajibkan bagi mereka yang mampu. Islam tidak menganut “selibasi” yang mengibiri fitrah manusia seperti yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu, serta Budha yang menganut sistem sosial yang dikenal dengan kependetaan. Sebab memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam.

Valentine Day yang merupakan ungkapan kasih selain “hamil” nilai-nilai relijus yang bukan bagian dari agama kita juga saat ini dirayakan dengan menonjolkan aksi-aksi permisif. Dengan lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Peniruan pada perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam.

Islam dan Perlawanan Budaya
Sebagai agama pamungkas Islam dengan tegas memposisikan diri sebagai agama yang diridhai Allah dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka agamanya tidak akan diterima (Lihat : Ali Imran ayat 19 dan 185). Dan sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa pembenaran dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama Yahudi. Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum muslimin harus memiliki budaya dan identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya.

Setelah kita mengetahui bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan tidak ikut serta dalam sebuah budaya yang tidak bersumber dari ajarannya.

Valentine’s Day bukanlah simbol dan identitas remaja muslim karena ia merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita persilahkan saudara-saudara kita dari remaja kalangan Kristen untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan mereka

Ada satu hadits yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda : Barang siapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia menjadi bagian dari mereka (Abu Daud). Hadits ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya-reliji orang lain yang tidak sesuai dengan tradisi Islam memiliki resiko yang demikian tinggi sehingga orang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru. Sebagaimana juga firman Allah, Barang siapa diantara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonga mereka. (Al-Maidah : 51). Sabda Rasulullah, "Kau akan bersama-sama dengan orang yang siapa yang kau cintai." (Bukhari Muslim)

Banyak contoh yang bisa kita kemukakan dari kontra-kultural yang dilakukan Rasulullah untuk mengokohkan identitas umatnya. Saat Rasulullah datang ke Madinah dia melihat penduduk Madinah bersuka ria dalam dua hari. Kemudian Rasulullah bertanya : Hari apa dua hari itu? Pada sahabat menjawab : Dua hari tadi adalah hari dimana kami bermain-main dan bersuka cita di masa jahiliyah! Maka bersabdalah Rasulullah : Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian : Iedul Adha dan Iedul Fithri (HR. Abu Daud).

Rasulullah misalnya melarang umatnya makan dengan tangan kiri karena cara itu adalah cara makan syetan. (HR. Muslim) Larangan Rasulullah untuk kembali memperingati 2 hari dimana orang-orang Madinah biasa bermain di zaman jahiliyah merupakan perlawanan budaya terhadap budaya jahilyah dan digantikan dengan budaya-reliji baru. Sedangkan pelarangannya agar tidak makan dengan tangan kiri juga merupakan perang etika Islam dengan etika syetan.

Allah tidak menghendaki kaum muslimin menjadi “buntut” budaya lain yang berbenturan nilai-nilainya dengan Islam. Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin pada dunia mengenal Islam dengan cara yang benar dan agar Islam menjadi “imam” peradaban dunia kembali. Sebab kehancuran peradaban Islam telah menimbulkan kerugian demikian besar pada tatanan normal manusia yang terkikis secara moral dan ambruk secara etika. Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia pada arus kegelapan akhlak dan moralitas. Kehancuran peradaban Islam ini oleh Hasan Ali An-Nadawi dianggap sebagai malapetaka terbesar dalam perjalanan peradaban manusia. Dia berkata, “Kalaulah dunia ini mengetahui akan hakikat malapetaka ini, berapa besar kerugian dunia dan kehilangannya dengan kejadian ini, pastilah dunia hingga saat ini akan menjadikan kemunduran kaum muslimin sebagai hari berkabung yang penuh sesal, tangis dan ratapan. Setiap bangsa di dunia ini akan mengirimkan tanda berduka cita...

Apa yang menimpa remaja muslim saat ini tak lebih dari dampak keruntuhan peradaban Islam yang sejak lama berlangsung. Remaja muslim masa kini yang “buta” terhadap peradabannya sendiri diakibatkan munculnya serangan budaya yang gencar menusuk jantung pertahanan budaya kaum muslimin. Kemampuan mereka untuk bertahan dengan ideal-ideal Islam yang rapuh menjadikan mereka terseret arus besar peradaban dunia yang serba permisif, hedonis dan materialistik. Lumpuhnya pertahanan mereka terhadap gencarnya serangan budaya lain yang terus menggelombung menjadikan mereka harus takluk dan menjadi “budak” budaya lain.

Maka sudah saatnya bagi remaja muslim untuk memacu diri melakukan gerilya besar dengan mengusung nilai-nilai Islam sehingga dia mampu mengendalikan diri untuk tidak terpancing apalagi larut dengan budaya-reliji lain. Generasi muda muslim hendaknya mampu membangun benteng-benteng diri yang sulit ditembus oleh gempuran-gempuran perang pemikiran yang setiap kali akan mengoyak-ngoyak benteng pertahanan imannya.

Perlawanan budaya ini akan bisa dilakukan jika remaja muslim mampu mendekatkan dirinya dengan poros ajaran Islam dan mampu melakukan internalisasi diktum-diktum itu ke dalam kalbu, dan sekaligus terkejawantahkan ke dalam aksi. Remaja muslim yang mampu menjadikan keimanannya “hidup” akan mampu bergumul dan bahkan memenangkan pertarungan yang sangat berat di hadapannya. Remaja muslim yang dengan setia menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai panduan hidupnya akan mampu menjadi seorang muslim tahan banting dan imun terhadap virus budaya global yang mengancam identitasnya. Seorang remaja muslim yang menjadi the living Quran akan mampu melakukan kontra aksi terhadap semua tantangan yang dihadapinya. Dia akan mampu menangkis serangan informasi satu arah yang kini datang dari Barat.

Apa yang mesti dilakukan oleh kalangan muda Islam di zaman serba kompleks ini?
Dalam pandangan saya tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan kecuali kita semua kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita ke akar norma agama kita sendiri, lalu kita gali sedalam-dalamnya, kita renungkan semaksimal mungkin, kita aplikasikan dalam hidup ini. Dan kita pasarkan ajaran-ajaran Islam itu dengan sepenuh raga dan jiwa. Hanya dengan spirit berjuang yang tinggi dan komitmen yang kuat remaja muslim akan lahir kembali dalam sosok yang cemerlang dengan Islam sebagai panji.

Oleh : Samson Rahman, Alumni International Islamic University, Islamabad, Pakistan


Jangan Tertipu Gemerlap Valentine's Day

Acara Valentine's day yang diklaim sebagai kasih sayang ternyata hanya kedok semata. Buktinya, dibalik acara gemerlap pesta Valentine's day tersimpan sejarah yang tidak tepat untuk dirayakan ummat Islam. Budaya itu sangat bahaya bagi kamu yang boleh dikatakan bau kencur alias anak kemarin sore. Banyak orang yang tertipu dengannya, sehingga terasa manis dan indah ternyata merupakan akhidah yang diharamkan oleh Islam.

Acara valentine's day yang telah menjadi hajatan wajib bagi kamu, ternyata punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari Islam. Bahkan dalam versi lain, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Pebruari yang diberi nama lupercalia. Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada JUNO (Tuhan wanita dan perkawinan) serta PAN (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai.

Biasanya acara tersebut yaitu berkumpulnya lelaki dan perempuan saling memilih calon pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya - tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi, lalu seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja -yang pada waktu itu agama kristen mulai menyebar di romawi - memindahkan upacara peghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Pebruari. Dan dibelokkan tujuanya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta kristen yang tewas dihukum mati. Nama acaranya pun bukan lagi lupercalia, tapi saint Valentine's day.

Weleh-weleh, kamu yang ikut-ikutan dalam hajatan Valentine's day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Nggak tahu apa nggak mau tahu ????? itu salah besar kawan!!!!! Makanya, benar apa yang dikatan oleh Ummar bin Khattab bahwa al Ilmu qabla al amal, artinya bahwa ilmu itu mendahului perbuatan. Dengan demikian, sebelum kita tahu status hukum suatu perbuatan, nggak boleh melakukan perbuatan tersebut. Jangan neko-neko kalau belum tahu hukumnya. Jadi, segala sesuatunya harus jelas. Tidak boleh sama dan harus tahu status hukum perbuatan yang bersangkutan.
Yang kita soroti lebih dalam tentang hal ini adalah bagaimana dampak dari acara Valentine's day yang setiap tahun menjadi hajatan anak muda macam kamu, yang merasa alias kudu merayakan acara ini. Meskipun harus merogoh kocek ortu kamu dalam-dalam.

Acara Percintaan
Dari istilah Valentine yaitu kasih sayang yang dapat kita artikan secara bebas yaitu cenderung ke arah negatif seperti yang ditampilkan oleh ABG-ABG yang ada di televisi swasta di negeri kita. Persis dengan apa yang diajarkan oleh James Van Der Beek dan kawan-kawannya dalam serial Dawson's Creek yang ditayangkan setiap sepekan sekali. Juga dalam serian Beverly Hills 90210 yang tayangannya menghalalkan pergaulan sebebas-bebasnya.

Atau gaya gaul mudel KNPI alias Kissing, Necking, Petting dan Intercourse, yang menyuguhkan aktivitas yang melanggar syari'at. Kita yakin bahwa budaya barat seperti ini sangat kita tolak karena merupakan sifat kemunduran peradaban, bahkan bobroknya akhlaq. Jadi, Valentine's day sebetulnya bukan mengagung-agungkan cinta dan kasih sayang, tapi lebih ke arah yang mengumbar nafsu, agar nafsu kamu dibiarkan bangkit dan liar tanpa kendali.

Cinta Itu Dopping
Bila seorang terkena panah cinta, apa saja dianggap indah, sehingga mabuk cinta membuat manusia mengejar apa saja yang ingin diharapkan tanpa ada filter. Dan apa kamu berfikir bahwa valentine merupakan salah satu sarana dan kesempatan untuk melampiaskan rasa cinta kamu yang sudah terpendam lama yang sudah tak tertahankan kepada someone. Dalam kisah Midsumer Night's Dream karya William Shakespeare yang diangkat ke layar lebar dan di bintangi oleh Michelle Pfeirffer. Ada sebuah dialog yang menyatakan bahwa, cinta sanggup menyibukkan hidup manusia. Benar ? Yang pasti memang cinta mampu membuat orang bergairah sekaligus lupa diri.
Sehingga pada hari (Valentine's day) itu terjadi legalisasi pernyataan cinta yang tidak seharusnya. Pada hari itu terjadi kemaksiatan sehingga panji syetan berkibar tinggi dengan keberhasilannya membujuk kamu mengikutinya. Makanya di sini perlu kendali untuk menjinakkan efek sampingan dari dopping tersebut.

Valentine's Topeng Buruk Model Gaul Remaja
Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan kita tergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acara itu jelas berasal dari kaum kafir yang akhidahnya berbeda dengan ummat Islam, sedangkan Rasulullah bersabda: Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: "Kamu akan mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehinggakan mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?" ( HR. Bukhori dan Muslim )

Kita tidak diperbolehkan ikut-ikutan acara itu sebab Allah tidak suka dengan orang-orang kafir, dan termaktub pada Al Qur'an, yang atinya:"Katakanlah: 'Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Q. S. Ali Imran:32).

Sebelum terlanjur, untuk itu kami ingatkan bahwa acara valentine's day memakan korban khususnya kaum remaja. Untuk itu jangan tertipu dengan gemerlap acara valentine's day karena menikam perasaan dan akal sehat kamu. Dan yang perlu diingat, jangan kamu liar dalam mewujudkan kasih sayang kamu. Hati-hati kawan dengan celaan Nabi yaitu : "siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut." (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Ummar). Dan apakah kamu mau dikatakan sebagai golongan kaum kafir ?
Wallahu A'lam bish-Showab
Oleh: Buletin Dakwah Remas RIHLAH SMU N I Sooko, edisi 21, 1421 H
Disalin dari Lembaran Da'wah STUDIA Membina Kepribadian Remaja edisi 3




NB : Mohon maaf kepada pembaca atas kekurangan pada blog atau artikel yang saya posting, keterbatasan atas pengetahuan, saya harapkan memotivasi kepada diri saya untuk terus memperbaiki segala sesuatunya, untuk itu kritik dan saran saya perlukan kepada pembaca atau siapapun yang mengunjungi blog saya.




Comments :

1
Anonim mengatakan...
on 

wah masih trend to paklentin? mampira ya

Posting Komentar